Return on Investment (ROI) itu Apasih?
ROI (Return on Investment ) merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan rasio pengembalian dana atas investasi yang sudah dilakukan. Pengembalian tersebut berupa keuntungan bersih yang diterima oleh perusahaan. Terdapat dua komponen utama dalam menghitung ROI yaitu keuntungan bersih dan biaya investasi. Karena perhitungannya yang sederhana, metode ini dapat diterapkan kedalam semua jenis investasi.
ROI dianggap baik jika besarannya melebihi 10,5%. Standar tersebut muncul atas dasar nilai rata-rata return dari sebuah investasi saham S&P 500 Index. Tentunya semakin tinggi persentase nya maka keberhasilan investasi semakin baik.
Bagaimana Cara Menghitung ROI?

Berikut merupakan cara menghitung ROI (Return on Investment):
Implementasi ROI dan Contoh Perhitungannya dalam dunia Bisnis
ROI dalam Investasi Pemasaran
Dalam konteks pemasaran, ROI sering digunakan untuk mengukur efektivitas strategi pemasaran. Perhitungannya berpatokan kepada sejauh mana keuntungan yang didapatkan dari biaya promosi yang dikeluarkan.
Keuntungan tersebut bukan hanya dilihat dari meningkatnya jumlah penjualan, tetapi pembentukan brand awareness dan bertambahnya pelanggan baru merupakan keuntungan juga yang dapat diperhitungkan. Oleh karena itu, perlu adanya matrik tambahan yang dapat mengkonversi pembentukan awareness dan bertambahnya pelanggan baru tersebut agar bisa dimasukan kedalam keuntungan bersih investasi.
ROI dalam Investasi Properti
ROI juga dapat digunakan untuk mengevaluasi keuntungan yang didapatkan dalam berinvestasi di bidang Properti. Contohnya seperti bisnis perumahan, ruang kantor dan persewaan bangunan lainnya. Rasio yang dihasilkan dari perhitungannya dapat memberikan gambaran return yang didapatkan sudah layak atau belum.
Studi kasus ROI dalam Investasi Properti
Anda membeli rumah dua lantai di kota Semarang dengan harga 650 juta. Kemudian rumah tersebut disewakan dengan harga 70 juta setahunnya. Maka rasio keuntungannya adalah:
Berdasarkan rasio tersebut, investasi yang Anda lakukan termasuk menguntungkan karena nilai keuntungan melebihi 10,5%.
ROI dalam Pengembangan Karyawan / SDM
Investasi bukan hanya melulu soal produk loh. Menghitung ROI juga dapat diterapkan dalam menilai efektifitas pelatihan yang dilakukan oleh karyawan atau menilai bijak tidaknya melakukan penambahan karyawan yang berorientasi pada hasil yang akan didapatkan.
Karena program ini selain dapat meningkatkan skill pekerja, efek yang ditimbulkan juga dapat mengurangi tingkat turnover karyawan. Sebagaimana kita ketahui, rekrutmen merupakan suatu hal yang memerlukan biaya besar.
Studi Kasus ROI dalam Investasi Pengembangan Karyawan
Anda adalah sebuah HRD Perusahaan A yang bergerak dalam bisnis produk kecantikan dan akan mengadakan pelatihan pemasaran digital pada salah satu staff devisi pemasaran sebut saja Mawar. Pelatihan tersebut memakan biaya 12 juta.
Mawar telah selesai melakukan pelatihan dan menerapkan ilmu yang didapatkan dalam memasarkan produk perusahaan Anda. Setelah 5 bulan berjalan, omset penjualan terus meningkat tiap bulannya. Dari yang sebelumnya hanya 120 juta perbulan, kini mencapai 160 juta perbulannya. Maka perhitungan Return on Investmen-nya sebagai berikut:
Bisa dilihat, investasi yang dilakukan dalam pengembangan skill karyawan akan meningkatkan keuntungan jangka panjang. Seperti studi kasus diatas, investasi pengembangan SDM hanya dilakukan sekali dengan biaya yang cukup terjangkau yaitu 12 juta. Perusahaan mendapatkan peningkatan keuntungan sebesar 40 juta setiap bulannya.
Pengembangan SDM memberikan efek yang menguntungkan bagi perusahaan dan bersifat jangka panjang.
2 Alasan ROI (Return on Investment) ngga Cocok Buat Itung Kerugian Investasi
Tidak semua investasi berujung untung loh. Ada juga investasi yang ujungnya rugi alias boncos. Meskipun dalam beberapa kasus ROI juga digunakan dalam menghitung kerugian investasi. Akan tetapi metode tersebut kurang tepat karena:
Oleh karena itu, dalam menghitung kerugian investasi. Perlu digunakan metode lainnya yang lebih tepat.
Metode Return on Investment (ROI) dalam Pemasaran
ROI juga dapat diterapkan dalam dunia pemasaran khususnya promosi. Akan tetapi harus didukung oleh matrik tambahan lain dalam mengkonversi brand awareness yang terbentuk dan penambahan konsumen baru. Apalagi promosi dilakukan secara online melalui Instagram Ads, Facebook Ads dan Google Ads. Nantinya hasil konversi tersebut ditambahkan kedalam selisih pertumbuhan pendapatan antara sebelum dan sesudah melakukan promosi.
Sedangkan biaya investasi mencakup biaya yang dikeluarkan selama promosi berlangsung diantaranya biaya promosi, biaya iklan, biaya produksi konten, biaya konsultan dan biaya lain yang masih berkaitan dengan kegiatan promosi.
Kelebihan ROI
Kepopuleran metode analisis ini bukanlah tanpa suatu alasan. Berikut merupakan beberapa kelebihan dari ROI:
Keterbatasan ROI
Dikarenakan perhitungannya yang sederhana, metode ROI memiliki keterbatasan dalam menjelaskan sebuah efektifitas investasi. Berikut merupakan beberapa kelemahan/keterbatasan menggunakan metode Return on Investment (ROI):
Menghitung ROI Bukan Satu-Satunya Metode
Terdapat berbagai macam metode lain dalam menentukan keberhasilan investasi. Jadi rasio yang dihasilkan dalam menghitung ROI tidak dapat dijadikan acuan tunggal. Perlu dikembangkan juga menggunakan metode lainnya. Agar analisis investasi lebih lengkap yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
Terlebih lagi, dalam strategi pemasaran dan promosi tidak hanya menghasilkan pertumbuhan pendapatan semata. Akan tetapi pembentukan awareness dan bertambahnya customers baru merupakan nilai tambah dalam melihat keberhasilan sebuah kampanye. Sebagai pedoman, kalian dapat menggunakan matrik awareness untuk mengkonversi poin-poin yang berpengaruh dalam pembentukan awareness kedalam nominal. Tentunya selain menghitung ROI, kalian juga dapat menggunakan metode lain dalam menganalisis keberhasilan kampanye pemasaran.